Masalah Sosial

MASALAH SOSIAL Seperti yang kita ketahui masalah sosial sudah menjadi suatu persoalan yang ada di masyarakat.banyak sekali masalah masalah sosial yang ada di masyarakat contohnya saja kemiskinan , banyaknya pengangguran...

REVIEW Asus X550VX

Asus telah banyak mempunyai varian laptop salah satunya adalah varian laptop gaming , laptop gaming yang di miliki asus cukup banyak pilihan salah satunya adalah rog series, dan x series.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 11 Juni 2017

Membangun toleransi antar umat beragama

PENGERTIAN TOLERANSI

Toleransi berasal dari kata latin Tolerare artinya dengan sabar membiarkan sesuatu. Kalau toleransi dalam umat beragama adalah sikap sabar membiarkan orang lain meyakini dan memeluk agama serta beribadah menurut keyakinannya (toleransi ini sama dengan tenggang rasa). 

CARA MENGUKUR SIKAP SOSIAL DALAM  TOLERANSI:
Membuat skala sikap,
Skala sikap adalah serangkaian pernyataan  ditujukan kepada seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan respon sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sesuai dengan keyakinan dirinya. Dalam skala sikap ada pernyataan dan pilihan jawaban.

Toleransi----> Kognisi---> Afeksi---> Kognisi



KERUKUNAN DAN TOLERANSI HIDUP BERAGAMA.

Dalam mewujudkan kemasalahatan umum, agama telah menggariskan dua pola dasar hubungan yang harus dilaksanakan oleh pemeluknya,  yaitu: hubungan  secara vertikal dan hubungan secara horizontal. Yang pertama adalah hubungan  antara pribadi dengan khaliknya yang terealisasi dalam bentuk ibadat sebagaimana yang telah digariskan oleh  setiap agama. Pada hubungan pertama  ini berlaku toleransi  agama yang hanya  berbatas  dalam lingkungan  atau intern suatu agama saja.
Hubungan kedua adalah hubungan  antara manusia dengan sesamanya. Pada hubungan ini tidak  hanya terbatas  pada lingkungan suatu agama saja, tetapi  juga berlaku kepada orang  yang tidak  seagama, yaitu  dalam bentuk kerjasama  dalam masalah-masalah kemasyrakatan atau kemaslahatan umum.  Dalam hal seperti inilah berlaku toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama. Perwujudan toleransi seperti ini walaupun tidak  berbentuk ibadat,  namum bernilai ibadat, karena  dengan melakukan pergaulan yang baik antara umat beragama berarti tiap umat beragama telah memelihara eksistensi  agama masing-masing.
Agama  tidak pernah berhenti dalam mengatur  tata kehidupan manusia, karena  itu kerukunan dan toleransi antar umat beragama: bukan  sekedar hidup berdampingan yang  pasif saja, akan lebih dari itu; untuk berbuat baik dan berlaku adil antara satu sama lain. 
Perwujudan toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama direalisasikan dengan cara, pertama: setiap penganut agama mengakui  eksistensi agama-agama lain dan menghormati segala  hak azasi penganutnya.  Kedua, dalam pergaulan bermasyarakat, setiap golongan umat beragama menampakkan sikap saling mengerti, menghormati  dan menghargai.
Toleransi positif adalah toleransi  yang ditumbuhkan oleh kesadaran  yang bebas dari segala macam bentuk tekanan atau pengaruh serta  terhindar hipokrisi. Oleh karena itu, pengertian toleransi agama adalah pengakuan adanya  kebebasan setiap warga untuk menjalankan ibadatnya. Toleransi beragama meminta  kejujuran, kebesaran jiwa, kebijaksanaan dan tanggung jawab sehingga menumbuhkan perasaaan solidaritas dan mengikis sikap egostik golongan.  Dalam toleransi beragama, sikap permusuhan, sikap prasangka harus dibuang jauh-jauh, diganti dengan  saling menghormati dan menghargai setiap pemeluk agama lain. Jelas bahwa toleransi terjadi  dan berlaku karena terdapat perbedaan prinsip, menghormati perbedaan atau prinsip orang  lain tanpa mengorbankan prinsip sendiri.
Toleransi pada dasarnya menginginkan agar umat beragama bisa hidup secara rukun. Islam mempunyai konsep yang jelas tentang kerukunan. Sejak awal  kedatangannya, sudah ditanamkan kerukunan ini. Hal ini bertitik  tolak dari pemahaman bahwa Ke-Nabi-an dan  ke-Rasul-an  Muhammad SAW tidak hanya untuk salah satu umat saja, akan tetapi seluruh alam.
BENIH-BENIH PERPECAHAN
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab rusaknya hubungan antar umat beragama yang bisa menjadi penyebab terjadinya radikalisasi pengamalan ajaran agama dan mengarah kepada disintegrasi bangsa, yang harus diwaspadai, antara lain:
Pendirian tempat ibadah
Tempat ibadah didirikan tanpa  mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan  umat beragama  setempat sering  menciptakan ketidak harmonisan umata beragama yang dapat  menimbulkan konflik antar umat beragama.
Penyiaran agama
Penyiaran agama (dakwah dalam kontek Islam atau missionary dalam kontek nasrani) baik yang disampaikan  secara lisan, tulisan, langsung atau melalui media dapat menimbulkan kerawanan dalam kerukunan umat beragama.
Perkawinan berbeda agama
Perkawinan yang dilakukan oleh pasangan yang beda agama, walaupun pada mulanya bersifat pribadi dan konflik antar keluarga, sering mengganggu keharmonisan dan kerukunan umat beragama. apalagi biasanya perkawinan antar dua orang yang berbeda agama bisa membawa salah seorang dari mereka pindah agama, apakah itu istri atau suami, hal ini bisa menimbulkan konflik.
Perayaan hari besar agama

Perayaan hari besar tanpa mengindah kondisi dan situasi dimana kegiatan itu dilaksanakan  bisa  menimbulkan  kerusuhan ditengah masyarakat.
 Penodaan agama

Penodaan agama  merupakan hal yang paling utama  yang bisa menimbulkan kerusuhan  ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, kepada semua elemen umat beragama agar saling menghormati dan menghargai agama dan kepercayaan yang lain yang ada ditempat kita.

Senin, 05 Juni 2017

MEMPERSATUKAN BUDAYA INDONESIA

BUDAYA  INDONESIA


Dapat kita ketahui sebelumnya bahwa pluralisme kebudayaan merupakan sebuah konsep yang menerangkan ideology kesetaraan kekuasaan dalam satu masyarakat multikultur dimana kekuasaan terbagi secara merata diantara kelompok-kelompok etnik yang bervariasi sehingga mampu mendorong pengaruh timbal balik diantara mereka, dan masyarakat multikultur dapat menikmati hak-hak mereka yang sama dan seimbang, yang dapat memilik dan melindungi diri mereka sendiri karena mereka menjalankan kebudayaan  pluralisme menggambarkan kenyataan bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok etnik tidak teraktualisasi ke dalam identitas budaya etniknya pada umumnya, kelompok ini memiliki perilaku yang berbeda contohnya; berbicara dengan bahasa yang lain dari bahasa etniknya, memeluk agama yang berbeda dari mayoritas agama yang di peluk etniknya, dll. Dan terbentuknya pluralism yang menjadi struktur dalam masyarakat yang menggambarkan perbedaan budaya di antara kelompok-kelompok etnik dan perbedaan tersebut hanya terletak pada wilayah struktur social yang mempunyai unsur budaya yang sama dengan budaya dominannya mereka selalu tampil dengan budaya tertentu (subkultur) yang terpisah dari kelompok dominan. Kebudaayan Diindonesia ini sebenarnya mempunyai Jenis Budaya Yang bemacam macam seperti budaya modern, tradisional dan lain-lain kemudian seluruh rakyat Indonesia menjunjung tinggi persatuan dengan mengedepankan fakta bahwa negara ini terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, dan latarbelakang budaya yang berbeda. Pemikiran pluralisme justru kuat dimasa lampau ketika negara berkuasa penuh, sehingga politik keseragaman itulah yang tertanam dalam masyarakat. Namun kini dengan adanya demokratisasi, maka terbuka peluang bagi mereka untuk menyatakan dirinya masing-masing.Dengan demikian kita melihat bahwa semboyan ‘Satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa dan Bhinneka Tunggal Ika’ masih jauh dari kenyataan sejarah. Semboyan tersebut masih merupakan mitos yang perlu didekatkan dengan realitas sejarah. Bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kokoh, beranekaragam budaya, etnik, suku, ras dan agama, yang kesemuanya itu akan menjadikan Indonesia menjadi sebuah bangsa yang mampu mengakomodasi kemajemukkan itu menjadi sesuatu yang tangguh. Sehingga ancaman disintegrasi dan perpecahan bangsa dapat dihindari seiring dengan kebangkitan negeri untuk kerangka pembangunan bangsa Kebudayaan berubah dengan cara adanya penyebaran unsur kebudayaan dalam masyarakat ke masyarakat lain antar individu, antar keluarga atau antar golongan dan dapat menjadi alat pemersatu kebudayaan bangsa Indonesia serta kelebihannyakebudayaan menjadi beragam sehingga menjadi kebanggaan sendiri bahkan menguntungkan dari sisi ekonomi lemahnya, rawan konflik, rasis, diskriminasi dll. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama yang tersebar diindonesia.  Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang menjadi identitas dari bangsa Indonesia, sehingga diperlukan pemahaman atas Wawasan Nusantara sebagai nilai dasar ketahanan Nasional serta sebagai pemersatu keragaman budaya bangsa.
Sering kita mendengar terjadi kerusuhan-kerusuhan antar etnis di Indonesia yang mengatasnamakan suku maupun agama, misalnya yang terjadi di Sampit dan Poso. Bahkan, terkadang pemicu kerusuhan itu hanya masalah-masalah sepele yang tidak semestinya mengikutsertakan golongan-golongan tertentu. Sebagai bangsa yang menjadikan persatuan dan kesatuan sebagai dasar negara, sudah seharusnya kita mencegah perlakuan diskriminasi guna menghindari sikap sukuisme dan fanatisme kedaerahan yang sempit yang membelenggu kebebasan individu dalam mengembangkan kualitasnya sebagai bangsa yang majemuk. oleh karena itu, diperlukan kesadaran masyarakat dalam menerima keanekaragaman yang ada, serta saling menghormati dan menghargai perbedaan itu sebagai karunia Sang Pencipta, serta peranan lembaga adat dan para pemuka agama dalam mewujudkan suasana aman dan kondusif guna menjalin kerukunan bangsa dan negara.Sebagai tujuan kita mempelajari Wawasan Nusantara yaitu untuk memantapkan sikap Nasionalisme yang tinggi dan tekad mengutamakan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi dan golongan untuk mencapai tujuan nasional dengan diiringi rasa senasib seperjuangan sebagai bangsa yang bertanah air satu, bangsa Indonesia.Dalam kehidupan ini budaya juga merupakan suatu alat pemersatu bangsa. banyak sekali hal yang dapat kita lakukan dalam hal ini. salah satu contoh nya pada saat ada acara pagelaan budaya, banyak masyarakat yang datang untuk menyaksikan pagelaran tersebut dan dari mereka kebanyakan berasal dari daerah yang bebeda-beda, apalagi pada saat event pagelaran budaya yang sangat besar. Masyarakat dari berbagai daerah datang untuk menampilkan budayanya dan ada yang bermaksud untuk menontonnya. disaat seperti ini masyarakat satu bertemu dengan masyarakat lainnya sehingga saling berinteraksi da saling bertukar informasi 

saat inilah budaya merupkan salah satu alat pemersatu bangsa. dari sebelumnya yang belum kenal akan menjadi kenal dan dari sebelumnya yang belum tau menjadi tau. dan kita banyak mendapat informasi yang banyak tentang budaya. Beragam kebudayaan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia dapat mempersatukan dan memperkuat bangsa ini. Seperti contoh, dengan mengembangkan Tari Tradisional, masyarakat dapat saling berinteraksi setiap kali latihan. Lewat budaya, bangsa Indonesia juga dapat bersatu dalam hal membela budayanya, seperti contoh kasus Budaya Indonesia yang di klaim oleh Negara tetangga.Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” juga menggambarkan, walaupun Indonesia memiliki banyak keragaman dan perbedaan, tetapi kita harus tetap satu. Janganlah, jadikan perbedaan suatu hal yang bisa menjadikan pertikaian. Tetapi jadikan hal tersebut sebagai alat untuk saling melengkapi yang dapat mempersatukan dan menghasilkan keindahan bagi Bangsa Indonesia.Kesimpulanya, Budaya dapat dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa ditentukan oleh Bangsa itu sendiri. Bagaimana bangsa tersebut mempersatukan beragam budaya yang ada menjadi suatu kesatuan yang juga dapat menghasilkan keindahan. Bangsa Indonesia memiliki banyak cara untuk mempersatukan budayanya. Demikian daripada itu, sebagai generasi penerus sudah seharusnya kita meracik beragam budaya Indonesia lewat suatu acara yang dapat mempersatukan Bangsa.

Dalam kehidupan ini budaya juga merupakan suatu alat pemersatu bangsa. banyak sekali hal yang dapat kita lakukan dalam hal ini. salah satu contoh nya pada saat ada acara pagelaan budaya, banyak masyarakat yang datang untuk menyaksikan pagelaran tersebut dan dari mereka kebanyakan berasal dari daerah yang bebeda-beda, apalagi pada saat event pagelaran budaya yang sangat besar. Masyarakat dari berbagai daerah datang untuk menampilkan budayanya dan ada yang bermaksud untuk menontonnya. disaat seperti ini masyarakat satu bertemu dengan masyarakat lainnya sehingga saling berinteraksi da saling bertukar informasi. saat inilah budaya merupkan salah satu alat pemersatu bangsa. dari sebelumnya yang belum kenal akan menjadi kenal dan dari sebelumnya yang belum tau menjadi tau. dan kita banyak mendapat informasi yang banyak tentang budaya.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kataculture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan Nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai Indentitas Nasional. Macam-macam kebudayan Indonesia antara lain :
1. Rumah adat
2. Tari tradisional
3. Lagu Daerah
4. Makanan
5. Alat musik tradisional
6. Pakaian tradisional

Beragam kebudayaan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia dapat mempersatukan dan memperkuat bangsa ini. Seperti contoh, dengan mengembangkan Tari Tradisional, masyarakat dapat saling berinteraksi setiap kali latihan. Lewat budaya, bangsa Indonesia juga dapat bersatu dalam hal membela budayanya, seperti contoh kasus Budaya Indonesia yang di klaim oleh Negara tetangga.

Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” juga menggambarkan, walaupun Indonesia memiliki banyak keragaman dan perbedaan, tetapi kita harus tetap satu. Janganlah, jadikan perbedaan suatu hal yang bisa menjadikan pertikaian. Tetapi jadikan hal tersebut sebagai alat untuk saling melengkapi yang dapat mempersatukan dan menghasilkan keindahan bagi Bangsa Indonesia.

Kesimpulanya, Budaya dapat dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa ditentukan oleh Bangsa itu sendiri. Bagaimana bangsa tersebut mempersatukan beragam budaya yang ada menjadi suatu kesatuan yang juga dapat menghasilkan keindahan. Bangsa Indonesia memiliki banyak cara untuk mempersatukan budayanya. Demikian daripada itu, sebagai generasi penerus sudah seharusnya kita meracik beragam budaya Indonesia lewat suatu acara yang dapat mempersatukan Bangsa.

PAHLAWAN NASIONAL

KI HAJAR DEWANTARA

Nama Lengkap : Ki Hajar Dewantara
Alias : Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
Profesi : Tokoh Pendidikan
Agama : Islam
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : Kamis, 2 Mei 1889
Warga Negara : Indonesia
Istri : Nyi Sutartinah

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ki Hajar Dewantara dibesarkan di lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.
Hal ini dimaksudkan supaya Ki Hadjar Dewantara dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Ki Hadjar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) dan kemudian melanjutkan sekolahnya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) tapi lantaran sakit, sekolahnya tersebut tidak bisa dia selesaikan.
Ki Hadjar Dewantara kemudian bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
Selain bekerja sebagai seorang wartawan muda, Ki Hadjar Dewantara juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, Ki Hadjar Dewantara aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo yang nantinya akan dikenal sebagai Tiga Serangkai, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka.
Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh status badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda. Tetapi pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menolak pendaftaran itu pada tanggal 11 Maret 1913 karena organisasi ini dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalism dan kesatuan rakyat untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
Semangatnya tidak berhenti sampai sini. Pada bulan November 1913, Ki Hadjar Dewantara membentuk Komite Bumipoetra yang bertujuan untuk melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda. Salah satunya adalah dengan menerbitkan tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga) di mana kedua tulisan tersebut menjadi tulisan terkenal hingga saat ini. Tulisan Seandainya Aku Seorang Belanda dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker.
Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukuman pengasingan terhadap Ki Hadjar Dewantara. Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo yang merasa rekan seperjuangan diperlakukan tidak adil menerbitkan tulisan yang bernada membela Ki Hadjar Dewantara. Mengetahui hal ini, Belanda pun memutuskan untuk menjatuhi hukuman pengasingan bagi keduanya. Douwes Dekker dibuang di Kupang sedangkan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke pulau Banda.
Namun mereka menghendaki dibuang ke Negeri Belanda karena di sana mereka bisa mempelajari banyak hal dari pada di daerah terpencil. Akhirnya mereka diizinkan ke Negeri Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari pelaksanaan hukuman. Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran, sehingga Ki Hadjar Dewantara berhasil memperoleh Europeesche Akte. Pada tahun 1918, Ki Hadjar Dewantara kembali ke tanah air.
Di tanah air Ki Hadjar Dewantara semakin mencurahkan perhatian di bidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan. Bersama rekan-rekan seperjuangannya, dia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional yang diberi nama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3 Juli 1922. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Pemerintah kolonial Belanda berupaya merintanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932.
Tetapi dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian dicabut. Selama mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara juga tetap rajin menulis. Namun tema tulisannya beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Kegiatan menulisnya ini terus berlangsung hingga zaman Pendudukan Jepang.
Saat Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, Ki Hajar ditunjuk untuk menjadi salah seorang pimpinan bersama Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur. Setelah kemerdekaan Indonesia berhasil direbut dari tangan penjajah dan stabilitas pemerintahan sudah terbentuk.
Ki Hadjar Dewantara dipercaya oleh presiden Soekarno untuk menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Melalui jabatannya ini, Ki Hadjar Dewantara semakin leluasa untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pada tahun 1957, Ki Hadjar Dewantara mendapatkan gelar Doktor Honori Klausa dari Universitas Gajah Mada. 
Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, tepatnya pada tanggal 28 April 1959 Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta dan dimakamkan di sana. Kini, nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (bapak Pendidikan Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959.
Ajarannya yakni tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di depan memberi teladan) akan selalu menjadi dasar pendidikan di Indonesia. Untuk mengenang jasa-jasa Ki Hadjar Dewantara pihak penerus perguruan Taman Siswa mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta, untuk melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara.
Dalam museum ini terdapat benda-benda atau karya-karya Ki Hadjar sebagai pendiri Taman Siswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional.

Masuk Organisasi Budi Utomo
Berdirinya organisasi Budi Utomo sebagai organisasi sosial dan politik kemudian mendorong Ki Hadjar Dewantara untuk bergabung didalamnya, Di Budi Utomo ia berperan sebagai propaganda dalam menyadarkan masyarakat pribumi tentang pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia. Munculnya Douwes Dekker yang kemudian mengajak Ki Hadjar Dewantara untuk mendirikan organisasi yang bernama Indische Partij yang terkenal.

Di pengasingannya di Belanda kemudian Ki Hadjar Dewantara mulai bercita-bercita untuk memajukan kaumnya yaitu kaum pribumi. ia berhasil mendapatkan ijazah pendidikan yang dikenal dengan nama Europeesche Akte atau Ijazah pendidikan yang bergengsi di belanda. Ijazah inilah yang membantu beliau untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang akan ia buat di Indonesia. Di Belanda pula ia memperoleh pengaruh dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri.


Kembali Ke Indonesia dan Mendirikan Taman Siswa
Kemudian pada tahun 1919, ia kembali ke Indonesia dan langsung bergabung sebagai guru di sekolah yang didirikan oleh saudaranya. Pengalaman mengajar yang ia terima di sekolah tersebut kemudian digunakannya untuk membuat sebuah konsep baru mengenai metode pengajaran pada sekolah yang ia dirikan sendiri pada tanggal 3 Juli 1922, sekolah tersebut bernama Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa yang kemudian kita kenal sebagai Taman Siswa.

Di usianya yang menanjak umur 40 tahun, tokoh yang dikenal dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat resmi mengubah namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara, hal ini ia maksudkan agar ia dapat dekat dengan rakyat pribumi ketika itu. 

Semboyan Ki Hadjar Dewantara
Ia pun juga membuat semboyan yang terkenal yang sampai sekarang dipakai dalam dunia pendidikan Indonesia yaitu :
  • Ing ngarso sung tulodo (di depan memberi contoh).
  • Ing madyo mangun karso, (di tengah memberi semangat).
  • Tut Wuri Handayani, (di belakang memberi dorongan).
Penghargaan Pemerintah Kepada Ki Hadjar Dewantara
Selepas kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tahun 1945, Ki Hadjar Dewantara kemudian diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri pengajaran Indonesia yang kini dikenal dengan nama Menteri Pendidikan. Berkat jaa-jasanya, ia kemudian dianugerahi Doktor Kehormatan dari Universitas Gadjah Mada.


Selain itu ia juga dianugerahi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan juga sebagai Pahlawan Nasional oleh presiden Soekarno ketika itu atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan bangsa Indonesia. Selain itu, pemerintah juga menetapkan tanggal kelahiran beliau yakni tanggal 2 Mei diperingati setiap tahun sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ki Hadjar Dewantara Wafat pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata. Wajah beliau diabadikan pemerintah kedalam uang pecahan sebesar 20.000 rupiah.