Minggu, 11 Juni 2017

Membangun toleransi antar umat beragama

PENGERTIAN TOLERANSI

Toleransi berasal dari kata latin Tolerare artinya dengan sabar membiarkan sesuatu. Kalau toleransi dalam umat beragama adalah sikap sabar membiarkan orang lain meyakini dan memeluk agama serta beribadah menurut keyakinannya (toleransi ini sama dengan tenggang rasa). 

CARA MENGUKUR SIKAP SOSIAL DALAM  TOLERANSI:
Membuat skala sikap,
Skala sikap adalah serangkaian pernyataan  ditujukan kepada seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan respon sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sesuai dengan keyakinan dirinya. Dalam skala sikap ada pernyataan dan pilihan jawaban.

Toleransi----> Kognisi---> Afeksi---> Kognisi



KERUKUNAN DAN TOLERANSI HIDUP BERAGAMA.

Dalam mewujudkan kemasalahatan umum, agama telah menggariskan dua pola dasar hubungan yang harus dilaksanakan oleh pemeluknya,  yaitu: hubungan  secara vertikal dan hubungan secara horizontal. Yang pertama adalah hubungan  antara pribadi dengan khaliknya yang terealisasi dalam bentuk ibadat sebagaimana yang telah digariskan oleh  setiap agama. Pada hubungan pertama  ini berlaku toleransi  agama yang hanya  berbatas  dalam lingkungan  atau intern suatu agama saja.
Hubungan kedua adalah hubungan  antara manusia dengan sesamanya. Pada hubungan ini tidak  hanya terbatas  pada lingkungan suatu agama saja, tetapi  juga berlaku kepada orang  yang tidak  seagama, yaitu  dalam bentuk kerjasama  dalam masalah-masalah kemasyrakatan atau kemaslahatan umum.  Dalam hal seperti inilah berlaku toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama. Perwujudan toleransi seperti ini walaupun tidak  berbentuk ibadat,  namum bernilai ibadat, karena  dengan melakukan pergaulan yang baik antara umat beragama berarti tiap umat beragama telah memelihara eksistensi  agama masing-masing.
Agama  tidak pernah berhenti dalam mengatur  tata kehidupan manusia, karena  itu kerukunan dan toleransi antar umat beragama: bukan  sekedar hidup berdampingan yang  pasif saja, akan lebih dari itu; untuk berbuat baik dan berlaku adil antara satu sama lain. 
Perwujudan toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama direalisasikan dengan cara, pertama: setiap penganut agama mengakui  eksistensi agama-agama lain dan menghormati segala  hak azasi penganutnya.  Kedua, dalam pergaulan bermasyarakat, setiap golongan umat beragama menampakkan sikap saling mengerti, menghormati  dan menghargai.
Toleransi positif adalah toleransi  yang ditumbuhkan oleh kesadaran  yang bebas dari segala macam bentuk tekanan atau pengaruh serta  terhindar hipokrisi. Oleh karena itu, pengertian toleransi agama adalah pengakuan adanya  kebebasan setiap warga untuk menjalankan ibadatnya. Toleransi beragama meminta  kejujuran, kebesaran jiwa, kebijaksanaan dan tanggung jawab sehingga menumbuhkan perasaaan solidaritas dan mengikis sikap egostik golongan.  Dalam toleransi beragama, sikap permusuhan, sikap prasangka harus dibuang jauh-jauh, diganti dengan  saling menghormati dan menghargai setiap pemeluk agama lain. Jelas bahwa toleransi terjadi  dan berlaku karena terdapat perbedaan prinsip, menghormati perbedaan atau prinsip orang  lain tanpa mengorbankan prinsip sendiri.
Toleransi pada dasarnya menginginkan agar umat beragama bisa hidup secara rukun. Islam mempunyai konsep yang jelas tentang kerukunan. Sejak awal  kedatangannya, sudah ditanamkan kerukunan ini. Hal ini bertitik  tolak dari pemahaman bahwa Ke-Nabi-an dan  ke-Rasul-an  Muhammad SAW tidak hanya untuk salah satu umat saja, akan tetapi seluruh alam.
BENIH-BENIH PERPECAHAN
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab rusaknya hubungan antar umat beragama yang bisa menjadi penyebab terjadinya radikalisasi pengamalan ajaran agama dan mengarah kepada disintegrasi bangsa, yang harus diwaspadai, antara lain:
Pendirian tempat ibadah
Tempat ibadah didirikan tanpa  mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan  umat beragama  setempat sering  menciptakan ketidak harmonisan umata beragama yang dapat  menimbulkan konflik antar umat beragama.
Penyiaran agama
Penyiaran agama (dakwah dalam kontek Islam atau missionary dalam kontek nasrani) baik yang disampaikan  secara lisan, tulisan, langsung atau melalui media dapat menimbulkan kerawanan dalam kerukunan umat beragama.
Perkawinan berbeda agama
Perkawinan yang dilakukan oleh pasangan yang beda agama, walaupun pada mulanya bersifat pribadi dan konflik antar keluarga, sering mengganggu keharmonisan dan kerukunan umat beragama. apalagi biasanya perkawinan antar dua orang yang berbeda agama bisa membawa salah seorang dari mereka pindah agama, apakah itu istri atau suami, hal ini bisa menimbulkan konflik.
Perayaan hari besar agama

Perayaan hari besar tanpa mengindah kondisi dan situasi dimana kegiatan itu dilaksanakan  bisa  menimbulkan  kerusuhan ditengah masyarakat.
 Penodaan agama

Penodaan agama  merupakan hal yang paling utama  yang bisa menimbulkan kerusuhan  ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, kepada semua elemen umat beragama agar saling menghormati dan menghargai agama dan kepercayaan yang lain yang ada ditempat kita.

0 komentar:

Posting Komentar