Urutan Tata Cara Prosesi Pernikahan Adat Jawa
Lengkap yang Penuh Makna dan Unik
Ngomong-ngomong apakah kamu familiar dengan prosesi
pernikahan adat jawa?
Jika kamu tinggal di Jawa, tentu familiar dengan
janur kuning melengkung yang berada di depan rumah si wanita. Janur ini
bermakna seperti papan reklame, semacam siaran untuk memberitahu masyarakat
luas kalau ada pesta acara pernikahan.
Tata cara prosesi pernikahan adat jawa yang sebenarnya dapat
berlangsung lebih dari satu hari. Bahkan, pada zaman dahulu pesta acara
pernikahan bisa sampai 7 hari karena adanya pertunjukan wayang.
Nah, kali ini kita akan membahas dulu tata cara prosesi
pernikahan adat jawa. Siapa tahu keluarga calon
pasangan kamu termasuk yang memegang teguh adat istiadat.
Budaya tanah jawa memang menyimpan sejuta keindahan dan
keagungan yang tetap dipegang teguh oleh masyarakatnya.
Hal ini dapat kita lihat dalam prosesi upacara pernikahan
yang penuh makna dan khas. Beragam tradisi dan tata cara pernikahan menjadi
bagian dari adat masing-masing daerah.
Berikut ini tahapan tata cara prosesi pernikahan
adat jawa yang umum dilakukan oleh masyarakat jawa tengah dan
sekitarnya, yang kami jabarkan dalam 5 tahap.
Tahap 1 (Prosesi Pembicaraan)
Tahapan ini intinya mencakup tahap pembicaraan pertama
hingga acara melamar.
a. Congkog
Seorang perwakilan diutus untuk menanyakan dan mencari
informasi tentang kondisi dan situasi calon besan yang putrinya akan dilamar.
Tugas wali yang utama yaitu menanyakan status calon mempelai wanita, apakah
masih sendiri atau telah ada pihak yang mengikat.
b. Salar
Jawaban pada acara Congkog akan ditanyakan pada acara Salar
yang diselenggarakan oleh seorang wali, baik oleh wali yang pertama atau orang
lain.
c. Nontoni
Setelah lampu hijau diberikan oleh calon besan kepada calon
mempelai pria, maka orang tua, keluarga besar beserta calon mempelai pria
berkunjung ke rumah calon mempelai wanita untuk saling “dipertontonkan”.
Dalam acara ini orang tua bisa melihat kepribadian, fisik,
raut muka, gerak-gerik dan hal lainnya dari si calon menantunya.
d. Nglamar
Utusan dari orang tua calon mempelai pria datang melamar
pada hari yang sudah disepakati. Biasanya sekaligus menentukan waktu hari
pernikahan dan kapan dilaksanakan rangkaian upacara pernikahan.
Tahap 2 (Prosesi Kesaksian)
Setelah melalui
prosesi pembicaraan, selanjutnya dilaksanakanlah peneguhan pembicaraan yang
disaksikan pihak ketiga, seperti kerabat, tetangga atau sesepuh.
a. Srah-srahan
Penyerahan
seperangkat perlengkapan sarana untuk melancarkan penyelenggaraan acara sampai
acara selesai dengan barang-barang yang masing-masing mempunyai arti dan makna
mendalam diluar dari materinya sendiri, yakni berupa cincin, seperangkat
pakaian wanita, perhiasan, makanan tradisional, daun sirih , buah-buahan dan
uang.
1.
Peningsetan
Lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan ditandai dengan tukar cincin oleh kedua calon pengantin.
Lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan ditandai dengan tukar cincin oleh kedua calon pengantin.
2.
Asok Tukon
Penyerahan dana berupa sejumlah uang untuk membantu meringankan keluarga mempelai wanita.
Penyerahan dana berupa sejumlah uang untuk membantu meringankan keluarga mempelai wanita.
3.
Paseksen
Proses permohonan doa restu dan yang menjadi saksi dalam acara ini adalah mereka yang hadir. Selain itu, juga ada beberapa pihak yang ditunjuk menjadi saksi secara khusus yang mendapat ucapan terima kasih yang dinamakan Tembaga Miring (berupa uang dari pihak calon besan).
Proses permohonan doa restu dan yang menjadi saksi dalam acara ini adalah mereka yang hadir. Selain itu, juga ada beberapa pihak yang ditunjuk menjadi saksi secara khusus yang mendapat ucapan terima kasih yang dinamakan Tembaga Miring (berupa uang dari pihak calon besan).
4.
Gethok Dina
Penentuan hari ijab kabul atau akad nikah dan resepsi pernikahan. Biasanya melibatkan seseorang yang ahli dalam memperhitungkan hari, tanggal dan bulan yang baik atau kesepakatan dari kedua keluarga pengantin saja.
Penentuan hari ijab kabul atau akad nikah dan resepsi pernikahan. Biasanya melibatkan seseorang yang ahli dalam memperhitungkan hari, tanggal dan bulan yang baik atau kesepakatan dari kedua keluarga pengantin saja.
Tahap 3 (Prosesi Siaga)
Pembentukan
panitia dan pelaksana kegiatan yang melibatkan para sesepuh atau sanak saudara.
a. Sedhahan
Mencakup
pembuatan sampai pembagian surat undangan pernikahan.
b. Kumbakarnan
Pertemuan untuk
membentuk panitia pesta pernikahan dengan mengundang sanak saudara, keluarga,
tetangga dan kenalan. Termasuk membicarakan rincian program kerja untuk panitia
dan para pelaksananya.
c. Jenggolan atau Jonggolan
Calon pengantin
melapor ke KUA. Tata cara ini sering disebut tandhakanatau tandhan,
yang mempunyai arti memberitahu dan melaporkan kepada pihak kantor pencatatan
sipil bahwa akan ada hajatan pernikahan yang dilanjutkan dengan pembekalan
pernikahan.
Tahap 4 (Prosesi Upacara)
Biasanya
sehari sebelum acara pesta pernikahan, pintu gerbang dari rumah orang tua
wanita dihias dengan Tarub (dekorasi tumbuhan), terdiri dari
pohon pisang, buah pisang, buah kelapa, tebu dan daun beringin yang mempunyai
makna agar pasangan mempelai hidup baik dan bahagia dimana saja.
Pasangan mempelai saling cinta satu sama lain dan akan merawat
keluarga mereka. Dekorasi pernikahan lainnya yang disiapkan adalah kembang
mayang, yakni suatu karangan bunga yang terdiri dari sebatang pohon pisang dan
daun pohon kelapa.
a. Pasang Tratag dan Tarub
Tanda resmi bahwa
akan ada hajatan mantu kepada masyarakat. Tarubberarti hiasan dari
janur kuning atau daun kelapa muda yang disuwir-suwir (disobek-sobek) dan
dipasang di sisi tratagdan ditempelkan pada
pintu gerbang tempat resepsi acara agar terlihat meriah.
Jika ingin
dilengkapi, boleh dilanjutkan dengan uba rambe selamatan
dengan sajian makanan nasi uduk, nasi asahan, nasi golong, apem dan kolak
ketan.
b. Kembar Mayang
Sering disebut Sekar Kalpataru Dewandaru,
sebagai lambang kebahagiaan dan keselamatan. Benda ini biasa menghiasi panti
atau asasana
wiwarayang dipakai dalam acara panebusing kembar mayangdan
upacara adat panggih.
Jika acara telah
selesai, kembar mayang akan dibuang di perempatan jalan,
sungai atau laut agar kedua pengantin selalu ingat asal muasalnya.
c. Pasang Tuwuhan (Pasren)
Tuwuhan atau tumbuh-tumbuhan sebagai
lambang isi alam semesta dan mempunyai arti tersendiri dalam budaya jawa
dipasang di pintu masuk tempat duduk pengantin atau tempat pernikahan.
d. Siraman
Upacara Siraman
mengandung makna memandikan calon mempelai yang disertai dengan niat
membersihkan diri agar menjadi bersih dan suci lahir dan batin.
Urutan tahapannya yaitu
calon pengantin memohon doa restu kepada kedua orangtuanya, kemudian mereka
(calon pengantin pria dan wanita) duduk di tikar pandan, lalu disiram oleh pinisepuh,
orang tua dan orang lain yang telah ditunjuk.
Terakhir, calon
pengantin disiram air kendi oleh ibu bapaknya sambil berkata “Niat Ingsun
ora mecah kendi nanging mecah pamore anakku wadon” dan kendi kosongnya
dipecahkan ke lantai.
e. Adol Dhawet (Jual dawet)
Setelah acara
siraman, dilaksanakan acara jual
dawet. Penjualnya adalah ibu calon mempelai wanita yang dipayungi
oleh ayah calon mempelai wanita. Pembelinya yaitu para tamu yang hadir, yang
menggunakan pecahan genting sebagai uang.
f. Paes
Upacara
menghilangkan rambut halus yang tumbuh di sekitar dahi agar tampak bersih dan
wajah calon pengantin bercahaya, lalu merias wajahnya. Paes sendiri
melambangkan harapan kedudukan yang luhur diapit lambing ibu bapak dan
keturunan.
g. Midodareni
Upacara adat
Midodaren berarti menjadikan sang mempelai wanita secantik Dewi Widodari. Orang
tua mempelai wanita akan memberinya makan untuk terakhir kalinya, karena mulai
besok ia akan menjadi tanggung jawab sang suami.
h. Selametan
Berdoa bersama
untuk memohon berkah keselamatan menyongsong pelaksanaan ijab kabul atau akad
nikah.
i. Nyantri atau Nyatrik
Upacara
penyerahan dan penerimaan dengan ditandai datangnya calon mempelai pria
berserta pengiringnya.
Dalam prosesi
acara pernikahan ini calon mempelai pria mohon diijabkan, atau jika acara ijab
diadakan besok, kesempatan ini dimanfaatkan sebagai pertemuan perkenalan dengan
sanak saudara terdekat di tempat penganttn pria.
Jika ada kakak
wanita yang dilangkahi, acara penting lainnya yakni pemberian restu dan hadiah
yang disesuaikan kemampuan pengantin dalam Plangkahan.
Tahap 5 (Prosesi Puncak dari Rangkaian
Upacara dan Merupakan Inti Resepsi)
a. Upacara Ijab Qobul
Sebagai prosesi
pertama pada puncak resepsi ini adalah pelaksanaan ijab qobul yang melibatkan
pihak penghulu dari KUA. Setelah acara ini berjalan dengan lancar dan sah, maka
kedua pengantin telah resmi menjadi sepasang suami istri.
b. Upacara Panggih
Setelah upacara
ijab qobul selesai, selanjutnya dilanjutkan dengan upacara panggih yang
meliputi:
• Liron
kembar mayang atau saling menukar kembang mayang dengan arti dan tujuan
bersatunya cipta, rasa dan karsa demi kebahagiaan dan keselamatan.
• Gantal atau
lempar sirih dengan harapan semoga semua godaan hilang terkena lemparan
tersebut.
• Ngidak
endhog atau mempelai pria menginjak telur ayam lalu dibersihkan atau
dicuci kakinya oleh mempelai wanita sebagai lambang seksual kedua pengantin
telah pecah pamornya.
• Minum air degan
(air buah kelapa) yang menjadi simbol air hidup, air suci, air mani dan
dilanjutkan dengan di-kepyok bunga warna-warni dengan harapan
keluarga mereka bisa berkembang segala-segalanya dan bahagia lahir batin.
• Masuk ke
pasangan mempunyai arti pengantin menjadi pasangan hidup siap berkarya
melaksanakan kewajiban.
• Sindur yakni menyampirkan kain (sindur) ke pundak
mempelai dan menuntun mempelai pengantin ke kursi pelaminan dengan harapan
keduanya pantang menyerah dan siap menghadapi segala tantangan hidup.
Setelah upacara
panggih, kedua pengantin diantar duduk di sasana
riengga. Setelah itu, acara pun dilanjutkan.
• Timbangan atau
kedua mempelai duduk di pangkuan ayah mempelai wanita sebagai lambang sang ayah
mengukur keseimbangan masing-masing mempelai.
• Kacar-kucur dilaksanakan
dengan cara mempelai pria mengucurkan penghasilan kepada mempelai wanita berupa
uang receh beserta kelengkapannya. Lambang bahwa kaum pria bertanggung jawab
memberi nafkah kepada keluarga.
• Dulangan atau
kedua pengantin saling menyuapi. Mengandung kiasan laku perpaduan kasih
pasangan pria dan wanita (simbol seksual). Ada juga yang memaknai lain, yakni tutur adilinuwih (seribu nasihat yang adiluhung)
disimbolkan dengan sembilan tumpeng.
c. Upacara Babak Kawah
Upacara ini
khusus untuk keluarga yang baru pertama kali hajatan mantu putri sulung. Ditandai
dengan membagi harta benda seperti uang receh, umbi-umbian, beras kuning dan
lainnya.
d. Tumplek Punjen
Numplak artinya menumpahkan, punjen artinya berbeda beban di atas bahu.
Makna dari Tumplek Punjen yakni telah lepas semua darma orang tua kepada anak.
Tata cara ini dilakukan bagi orang yang tidak akan bermenantu lagi atau semua
anaknya telah menikah.
e. Sungkeman
Sebagai ungkapan
bakti kepada orang tua serta memohon doa restu.
f. Kirab
Istilah yang
digunakan untuk menggambarkan saat pengantin berdua meninggalkan tempat
duduknya untuk berganti pakaian.
Yap, demikianlah
tahapan tata cara prosesi pernikahan adat jawa lengkap yang penuh makna dan
khas. Bagaimana, apakah terlalu ribet atau lainnya?
0 komentar:
Posting Komentar